Seorang Kakak Digugat Adik-adik Yang Dibiayai Sekolahnya
Kisah 1 :
QS. Al
Baqarah [2] : 266
QS. Al Baqarah [2] : 266 |
ayawaddu
ahadukum an takuuna lahu, jannatum-min nakhiilin wa a'naabin
tajrii min tahtihal-anhaaru lahu, fiihaa min kullits-tsamarooti wa-ashoo
bahul kibaru wa lahu dzurriyyatun dhu'afaa-u fa-ashoo
bahaa i'shoorun
fiihi naarun fahtaroqot, kadzaalika yubayyinullaahu
lakumul-aayaati la'allakum tatafakkaruun.
[2 : 266] Apakah ada salah seorang
di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan,
kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang
masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu
terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya
kamu memikirkannya.
Kejadian
tahun 2003, seorang kakak yang sudah tua, merasa kesal karena kalah di
pengadilan saat adik-adiknya menggugat rumah satu-satunya yang dimilikinya. Usaha
konveksi yang dimilikinya pun sudah lama bangkrut, padahal dulunya dia jaya,
semua adik-adiknya dibiayai kuliah oleh sang kakak dari usaha konveksinya itu.
Tapi saat dia sudah tua, usaha konveksinya sudah tidak ada, adik-adiknya malah
ingin mengambil rumah yang dimilikinya itu.
Dulu
saat membeli rumah yang ditinggalinya itu, sang kakak menyuruh adiknya untuk membelikan, kuitansi atas nama sang adik. Lama
kemudian sang adik membuatkan sertifikat atas nama sang adik. Otomatis di
pengadilan sang adiklah yang menang.
Setelah
di usut ke belakang - atas pengakuan sang kakak - ternyata modal usaha konveksi
yang dimulai tahun 1985 itu lalu bangkrut beberapa tahun kemudian, berasal dari
menjual tanah orangtua mereka tanpa sepengetahuan orangtua dan adik-adiknya
itu.
Ust.
YM mengatakan bahwa sampai kapanpun dan sampai tingkat pengadilan manapun sang
kakak tidak akan menang karena hitam di atas putihnya bukan atas nama dia. Dan
yang lebih utama lagi, bahwa yang diperjuangkan adalah harta yang bukan hak
sang kakak.
QS. At-Tahrim [66] : 8
“Harta yang Berasal
dari Sumber yang Haram, Akan Tumbuh Menjadi Cabang-cabang yang Haram Pula.”
Selanjutnya
Ust. YM menyarankan agar sang kakak :
- Bertaubat kepada Allah SWT dengan Taubatan Nasuuha,
- Memanggil adik-adiknya dan berterus-terang sambil minta maaf,
- Lalu menyerahkan rumah yang ditinggalinya itu kepada adik-adiknya supaya saat sang kakak meninggal, kondisinya sudah bersih, (Laa haula wala quwwata illa billaahil ‘aliiyil ‘azhiim),
- Bersama-sama adik-adik berziarah ke makam orangtua mereka.
QS. At-Tahrim [66] : 8
QS. At Tahrim [66] : 8 |
yaa ayyuhaalladziina aamanuu tuubuu ilaallaahi
tawbatan nashuuhaa, 'asaa robbukum
ay-yukaffiro 'ankum sayyi-aatikum wayud-khilakum jannaatin tajrii
min tahtihal-anhaaru yawma laa yukh-zillaahunnabiyya
walladziina aamanuu
ma'ahu nuuruhum yas'aa bayna
aydiihim wabi-aymaanihim yaquuluuna “Robbanaa atmim lanaa nuuronaa waghfir lanaa innaka 'alaa kulli syay-in qadiir”
[66 : 8] Hai orang-orang yang
beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Hikmah QS. At-Tahrim [66] : 8
Jika
seseorang terkena masalah, yang terpenting adalah TAUBAT DULU. Kejarlah “AMPUNAN
ALLAH, Cinta-Nya, Kasih Sayang-Nya, Ridho-Nya, dan Pertolongan-Nya.” Soal
dikejar waktu karena suatu masalah, insya Allah atas izin Allah waktu pun akan
dapat Dia mundurkan.
“Kalau Hanya
Mencari Solusi tapi Tanpa Mengejar Ampunan
(Maghfiroh) Allah, maka Akan Binasalah Kita.”
- “Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu.” > Allah akan menutupi kesalahan-kesalahan kita yang lalu.
- “Dan memasukkanmu ke dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” > Baru setelah itu Allah berikan surga. Surga disini juga kiasan. Seperti; surga buat orang yang berhutang adalah dilunasi hutangnya, surga buat yang punya jodoh adalah diberikan jodohnya, surga buat orang yang sedang berharap suatu proyek adalah sukses proyek atau usahanya itu.
- Terakhir, berdoalah; "Robbanaa atmin lanaa nuurona waghfir lanaa, innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir. > Berdoalah : Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". Allah-lah yang akan menyempurnakan semua masalah kita.
Lanjutan kisah di atas;
Ternyata
tanpa sepengetahuan sang kakak, Ibunya sebelum meninggal, bercerita soal tanah
yang dijual sang kakak kepada adik-adiknya itu. Adik-adiknya lalu berpikir bahwa
Ibunya sakit lalu meninggal karena memikirkan ulah sang kakak. Maka adik-adiknya
yang sudah biayai sekolah oleh sang kakak ini pun marah lalu menggugat rumah
yang ditinggali sang kakak.
Singkat
kata saat sang kakak meminta maaf dan menyerahkan rumah tersebut kepada adik-adiknya,
Subhanallah, adik-adiknya kemudian bilang kepada sang kakak, bahwa mereka hanya
ingin kakaknya ini sadar. Lalu adik-adiknya menyerahkan kembali rumah tersebut
kepada sang kakak, malah ingin memberi modal buat usaha baru yang ingin dikerjakan
oleh kakaknya itu.
Hikmah QS. Al-Baqarah [2] : 266 dengan Kisah di atas :
Dari
ayat di atas, dikiaskan bahwa “kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai” adalah suatu usaha atau perusahaan, dalam kisah di atas adalah
usaha konveksi sang kakak.
Lalu,
“dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan”, adalah usaha tersebut
maju dan sukses.
Namun,
“kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang
masih kecil-kecil.” Saat sang kakak tua, usahanya itu bangkrut.
Mantap juga keluarga seperti contoh diatas.
ReplyDelete